(Pengertian Gangguan Kepribadian Skizoid) – Simtom utama gangguan kepribadian skizoid adalah tidak tertarik kepada orang-orang lain atau hubungan-hubungan sosial.
Orang yang menderita gangguan kepribadian skizoid tidak hanya tidak
bergaul dengan orang-orang lain, tetapi ia juga jarang memberikan respon
terhadap orang-orang lain. Misalnya, dia acuh tak acuh
terhadap pujian atau kritik dari orang-orang lain, dan ia jarang
memberi isyarat timbal balik seperti tersenyum atau anggukan. Orang
mengalami gangguan kepribadian skizoid adalah orang yang menyendiri,
tidak mampu memasuki hubungan-hubungan antar pribadi yang hangat.
Orang-orang seperti itu tampaknya
menghindari kontak langsung dengan kehidupan, dan memperlihatkan
ketergantungan yang kuat pada kebiasaan melamun atau pemikiran autistik
dimana mereka mencari kompensasi lain untuk diungkapkan secara langsung
atau terbukja. Mereka mencari kompensasi dan kepuasan dalam
fantasi-fantasi tentang kejayaan dan kekuasaan yang besar.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid juga memperlihatkan emosi yang sangat sedikit, dan dengan demikian mereka kelihatannya menjauhkan diri, tanpa humor, emosinya tumpul. Meskipun ia memperlihatkan isolasi sosial dan efek yang tumpul yang merupakan menjadi ciri khas skizofrenia, namun ia tidak memperlihatkan bukti-bukti tentang gangguan pikiran (tidak ada halusinasi, delusi, atau masalah-masalah bahasa), dan dengan demikian ia tidak dapat dianggap sebagai orang yang menderita skizofrenia.
Pola ketidakramahan kepribadian skizoid terlihat pada sejarah awal kehidupannya, dan biasanya dibarengi oleh ketakutan, menghindari persaingan, tidak emosional. Semasa kanak-kanak, orang tersebut biasanya sangat penurut, sangat pemalu, dan suka menyendiri, serta sangat sensitif. Sifat-sifat ini menjadi sangat jelas pada permulaan masa remaja, lebih-lebih sifat menyendiri dan introvert.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid juga memperlihatkan emosi yang sangat sedikit, dan dengan demikian mereka kelihatannya menjauhkan diri, tanpa humor, emosinya tumpul. Meskipun ia memperlihatkan isolasi sosial dan efek yang tumpul yang merupakan menjadi ciri khas skizofrenia, namun ia tidak memperlihatkan bukti-bukti tentang gangguan pikiran (tidak ada halusinasi, delusi, atau masalah-masalah bahasa), dan dengan demikian ia tidak dapat dianggap sebagai orang yang menderita skizofrenia.
Pola ketidakramahan kepribadian skizoid terlihat pada sejarah awal kehidupannya, dan biasanya dibarengi oleh ketakutan, menghindari persaingan, tidak emosional. Semasa kanak-kanak, orang tersebut biasanya sangat penurut, sangat pemalu, dan suka menyendiri, serta sangat sensitif. Sifat-sifat ini menjadi sangat jelas pada permulaan masa remaja, lebih-lebih sifat menyendiri dan introvert.
Orang yang berkepribadian skizoid
sering mengadakan rencana-rencana yang terlalu idealistis dan tidak
realistik dengan akibat tingkah lakunya dianggap eksentrik oleh
orang-orang lain. Jika ia cerdas, maka ia menulis buku-buku yang tidak
pernah diterbitkan, merencanakan penemuan-penemuan yang tidak pernah
dilaksanakan, atau melakukan eksperimen-eksperimen yang tidak pernah
selesai. Ia dianggap memiliki kepribadian skizoid prapsikotik yang khas, meskipun harus diingat bahwa tidak semua pasien skizofrenik
memperlihatkan gambaran kepribadian ini sebelum sakit. Ada petunjuk
yang kuat sekali mengenai pengaruh bagian-bagian konstitusional pada
pembentukan kepribadian skizoid. Susunan kepribadian yang lemah tidak
memungkinkan individu skizoid berani menghadapi hal-hal
yang belum tentu menimbulkan rasa sakit akibat hubungan emosional yang
akrab sebab ia memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki dorongan
emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar